Author : RaeJae
Main Cast :
Han RaeRe as RaeRe
Do KyungSoo as
KyungSoo
Lee JaeJin as JaeJin
Support Cast :
Oh SeHun as Sehun
Kim Joon Myeon as
Suho
And Other
Genre : Romance,
Friendship
PG : PG-13
Pancaran sinar sang surya mulai
menampakan dirinya, sinarnya mulai memasuki sela-sela fentilasi udara dan
jendela kamar dua orang gadis bernama Han Raere dan Lee Jaejin. Mereka adalah
sepasang sahabat yang memutuskan tinggal berpisah dari orang tuanya untuk pergi
berkuliah di kota besar nan indah bernama Seoul, sekarang mereka sedang
menjalani study mereka di salah satu
universitas seni bergengsi di korea yaitu Seoul National University of Art atau yang lebih dikenal dengan SNUA.Disana mereka sama-sama mengambil
jurusan Music Performance. selain
Music Performance mereka h=juga mengambil jurusan tambahan Raere mengambil
jurusan Tari (Dance) dan Jaejin mengambil jurusan Melukis.
DOOOOORRRRRRRRRRR!!!!!! DOOOORRRR!!!!!!!!!!!!!!!!!!
DORRRRRRRRR!!!!!!!!!!!!!!!
Suara
gedoran pintu terdengar sangat keras terdengar dari pintu kamar Raere, tapi
gadis itu masih saja terlelap dalam dunia mimpinya. Gadis itu tampak
bergumam-gumam kecil hingga akhirnya gedoran pintu yang awalnya sudah keras itu
berubah menjadi gedoran pintu dengan suara yang amat keras. Di sela-sela
gedoran itu terdengar suara seseorang.
“YAAAAKKKKKKKKKKKKKKKKKK!!!!!!!!!!! RAERE-AH BANGUNLAH INI
SUDAH SIANG!!!!!!!! RAERE-AH BUKA PINTUNYA HARI INI KITA ADA MATERI KULIAH
PAGI!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Raere
mengacuhkan teriakan di balik pintunya itu dan tentu saja dia masih focus
menikmati indanya dunia mimpinya.
“JIKA KAU TIDAK BANGUN AKU AKAN MEMBERIKA IKAN PELIHARAANMU
PADA KUCING TETANGGA” gertak teriakan itu lagi
Mendengar
ancaman yang begitu menyeramkan itu Raere segera membukakan pintu kamarnya dan
melihat seseorang yang sudah berdiri dengan wajar merah penuh emosi. Melihat
ekpresi seseorang di hadapannya Raere hanya membalasnya dengan wajah santai
sambil melangkahkan kakinya kea rah kamar mandi.
“Cepatlah nanti kita terlambat aku tunggu di bawah” ucap
seseorang itu lagi dengan nada ketus pada Raere
“oh arra … arra Lee Jaejin ajhumma” ledek Raere pada
sahabatnya tersebut.
“aissh neol…….” Desis Jaejin mendengar ledekan Raere
-***-
Raere
dan Jaejin memperhatikan semua penjelasan yang di sampaikan oleh dosen mereka
pada materi pada pagi hari ini.
Setelah
beberapa lama memperhatikan setiap ocehan dosen, akhirnya jam materi pagi hari
ini pun selesai. Raere dan Jaejin segera beranjak dari kursi mereka.
“Rae-ah bagaimana kalau hari ini kita ke garden café?
Sekalian aku ingin mengunjungi Oh ajhumma dan Oh ajhusi” ajak Jaejin pada Raere
“kajja” jawab Raere singkat disertai dengan senyuman pada
bibirnya
Segera
mereka berjalan menuju parkiran mobil, tapi tiba-tiba terasa ada sesuatu yang
aneh pada Jaejin sedari tadi dia terus saja mengacak-acak isi tasnya mencari
suatu barang. Dan baru dia sadari bahwa
barang yang dia cari telah tertinggal di dalam lokernya.
“Raere-ah tunggu! Ada barang yang tertingal di loker” ucap
Jaejin pada Raere
“ne, aku tunggu di mobil saja” jawab Raere sambil
melanjutkan langkahnya menuju parkiran
-***-
“akhirnya ….” Kata Jaejin lega sambil memeluk buku diary
berwarna biru yang sedari tadi di carinya
Ia pun
menutup pintu lokernya. Tapi saat menutup lokernya terlihat selembar kertas
pink berbentuk hati yang sedaritadi mungkin sudah tertempel di pintu lokernya
tapi gadis ini tidak menyadari keberadaan kertas itu karena terlalu focus pada
buku diarynya yang tertinggal.
Diambilnya
kertas tersebut dan tertulis sebuah kata-kata puitis yang begitu indah
menurutnya
Hari ini matahari begitu indah
Tapi tidak seindah senyumanmu
Teruslah tersenyum
Karena senyumanmu bagaikan matahari bagiku
Jaeji
hanya tersenyum membaca kata-kata tersebut, dan saat ia melihat bagian bawah
dari kata-kata indah tersebut tertera sebuat inisial bertuliskan SH. Siapa
SH?? Tanya Jaejin dalam hati. Dengan otak yang masih dipenuhi dengan
pertanyaan akan SH dia segera
melangkahkan kakinya untuk pergi ke parkiran menyusul Raere yang sudah
menunggunya.
-***-
“sudah?” tanya Raere
pada Jaejin yang baru saja sampai dan duduk di kursi mobil sebelah Raere
“emmm…….” Jawab Jaejin sambil mengangguk perlan dengan wajah
masih bingung memikirkan sosok SH yang memberikan kata-kata puitis padanya
segera
Raere melajukan mobilnya menuju Garden
Café milik Oh Ajhussi.
Selama
di perjalanan Jaejin terus sama memutar-mutar otaknya mencari tahu siapa sosok SH. Sampai tidak dia sadari dia sudah
sampai di tempat yang Raere dan dia tuju.
“sudah sampai…” kata Raere dengan nada ceria
Raere
pun keluar dari mobilnya dan memasuki Garden Café, degitu pula dengan Jaejin
dia pun ikut berjalan beriringan dengan Raere memasuki Garden Café. Setelah
mereka sampai di dalam sebuah Café bernuansa hijau dipadupadankan dengan
beberapa aksen kayu disertai taman yang indah di bagian belakan Café, tereka
melihat sepasang Ajhumma dan Ajhussi menghampiri mereka.
“annyeonghaseo Oh ajhumma & Oh ajhussi” sapa Raere dan
Jaejin pada sepasang Ajhumma dan Ajhussi di hadapan mereka sambil membungkuk 90
derajat.
Melihat
Jaejin dan Raere Ajhumma yang sering mereka panggil dengan Oh Ajhumma itu pun
langsung memeluk mereka berdua.
“kalian kemana saja? Ajhumma sangat merindukan kalian..”
ungkap Oh Ajhuma di sela-sela pelukannya
“kami juga merindukan ajhumma. Maaf kami baru bisa
berkunjung, kemarin-kemarin kami selalu disibukan dengan study kami di kampus”
balas Jaejin diiringi dengan senyuman mimpul dari bibir Jaejin dan Raere.
-
-
“apa hanya ajhumma saja yang kalian rindukan??” kata
seseorang dengan suara berasal dari belakang Raere dan Jaejin
Mendengar
suara yang tidak asing bagi mereka. Raere segera membalikan tubuh mereka ke
arah asal suara tersebut.
DEG!
Han Raere POV
DEG!
Detak
jantungku berubah menjadi sangat cepat melewati batas normalnya saat aku
melihat sosok seorang namja dengan mata bulat berbinar yang sudah hampir 3
tahun lamanya tidak bisa ku temui langsung dan kini sekarang dia telah ada di
hadapanku. Aku hanya terdiam membisu menapati namja itu dari atas hingga bawah.
“I’m dreaming right?” gunamku perlahan, tapi ternyata
dihadapanku mendengarnya
“it’s not a dream, I’m real” jawabnya dengan senyuman sambil
melipatkan kedua angannya di dengan dadanya.
Lee Jaejin POV
“it’s not a dream, I’m real” jawabnya dengan senyuman sambil
melipatkan kedua angannya di dengan dadanya
“you’re kidding haha~” balasku pada namja itu sambil tertawa
perlahan.
Kemudian
namja di hadapan aku dan Raere ini menghampiri kami berdua dengan posisi
tangannya yang masih terlipat sempurna di dengan dadanya.
AUTHOR POV
“apakah tidak ada yang membikanku pelukan selamat datang
atau----~”
Kata-kata
namja itu terpotong saat merasakan ada dua orang Yeoja yang memeluknya besamaan
dengan erat. Namja itu mebalas pelukan Raere dan Jaejin.
“bogoshipo kyungsoo-ah” ungkap Jaejin diiringi anggukan dari
Raere di sela-sela pelukan mereka dengan namja yang bernama Kyungsoo tersebut.
‘my
guardiant angel you back’ kata Raere lirih dalam hati, menyadari bahwa namja
bernama Kyungsoo ada Do Kyungsoo ini benar-benar aja di hadapannya saat ini.
Kyungsoo bagaikan seorang angel bagi Raere
*flashback*
Seoul 2009
DOOORRRRRRRRRR!!!!!!!!!! DOOOOOOOOOORRRRRRRRRRR!!!! DOOORR!!!!!!!!!!!!!!!!!!
“TOLONG! TOLONG!”
Suara
seorang gadis meminta tolong diiringi dengan isak tangis, sambil
menggedor-gedor pintu tua sebuah gudang penyimpanan padi.
“eomma…..appa…..tolong aku” kata gadis itu sambil terduduk
memeluk kedua lututnya dengan tubuh yang bergetar ketakutan ditambah tangisan
yang tidak berhenti.
BRRRUUUUUUUUUUUUKKKKKKKKKK!!
Tiba-tiba
pintu gudang itu terbuka dengan kerasnya, terlihat ada seorang namja bermata
bula dengan rambuh coklat menghampiriku dan berjongkok dihadapan Raere
“gwenchana?” tanya namja tersebut pada Raere
Entah
perintah dari mana, tapi saat itu Raere langsung memeluk namja resebut dan
menagis sejadi-jadinya melampiaskan rasa takutnya yang sedari tadi dia rasakan.
Namja
itu hanya diam dan membiarkan Raere dipelukakan, namja itu mencoba menenangkan
Raere dengan mengelus-elus rambut Raere dengan perlahan.
“sudah, sekarang kita keluar dari sini dan tenangkan dirimu”
ucap namja itu dan di jawab dengan anggukan ringan dari Raere
Mereka
pun keluar dari gudang tadi, namja itu mempersilahkan Raere untuk duduk dikursi
yang ada di bawah sebuah pohon tak jauh dari gudang tadi.
“Raere-shi gwenchanayeo?” tanyanya
“emm.. nan gwenchana Kyungsoo” jawab Raere dengan suara yang
masih bergetar
Tanpa ucap apapun namja itu
langsung mendekap tubuh Raere kedalam pelukannya, mencoba untuk menenangkan
Raere yang terlihat sangat rapuh saat itu.
Raere
mendongkakkan kepalanya mencoba untuk melihat lebih jelas namja yang telah
menolongnnya tadi. ‘Guardian angel’ sebutan itu yang Raere berikan pada Kyungsoo
walaupun kata-kata itu hanya Raere, hatinya, dan Tuhan saja yang mengetahiunya.
*flashback end*
“apa kalian tidak pegal terus berpelukan seperti itu” sindir
Oh Ajhumma pada Raere, Jeaejin, & Kyungsoo yang sejak tadi menikmati
pelukan persahabatan mereka.
Mereka
bertiga pun melepaskan pelukan mereka dan terkikik dengan kelakuan mereka yang
bagaikan segerombolah boneka bernama teletubis
yang berpelukan. Akhirnya mereka memutuskan untuk duduk dan memesan minuman
dan makanan ringan untuk menemani perbincangan mereka yang kelihatannya akan
berlangsung sangat panjang.
-***-
“kapan kau kembali dari Jerman?” tanya Raere pada Kyungsoo
Jerman??
Yah benar Jerman. Namja bernama Do Kyungsoo ini seharusnya saat ini ada berada
di Jerman tinggal bersama kedua orang tuanya dan membantu appanya untuk
mengurus sekolah music yang didirikan appanya di sana. Maka itulah, alasan tiga
tahun yang lalu namja ini harus meninggalkan tanah kelahirannya Korea dan
menetap di Jerman.
“3 hari yang lalu” jawab namja namja itu sambil memasukan
sepotong chesee cake ke dalam mulutnya.
“BWO?” ungkap Jaejin dan Raere spontan secara bersamaan.
Menahan rasa kaget mendengar bahwa Kyungsoo sudah kembali ke Korea tiga hari
yang lalu, tapi tidak memberi tahu mereka berdua sama sekali.
Mendengar
kedua sahabatnya Kyungsoo haya terkikik geli dan kembali melahap chesee cake
nya.
“mengapa tidak memberi kabar pada aku dan Raere bahwa kau
akan pulang ke Korea?” tanya Jaejin
“satu minggu yang lalu aku sudah mengirimkan e-mail pada
kalian tapi tidak ada balasan, dan aku sudah mencoba menelpon kalian tapi tidak
pernah kalian angkat” jawab Kyungsoo
“mian~” ungkap Jaejin kembali meresa bersalah.
“sekarang kau tinggal dimana? Kau akan kembali lagi ke
Paris?” lanjut Raere bertanya pada Kyungsoo dengan nada sedikit sedih pada
kalimat akhir.
Mendengar
nada bicara Raere yang sedih pada akhir kalimat Kyungsoo langsung mengarahkan
tangan kanannya ke atas kepala Raere dan mengelusnya perlahan.
Melihat
perlakuan Kyungsoo terhadapnya Raere hanya terdiam dan mulai terlihat semburan
merah yang terlihat jelas pada wajahnya.
“untuk sementara aku masih tinggal ti hotel, rencananya aku
akan kembali menetap di korea” ucap Kyungsoo di sela-sela setelah melepaskan
tanggannya yang tadi mengusap-usap pangkal kepala Raere.
“JINJJA???” kata Jaejin
“JEONGMAL??” lanjut Raere tah kalah heboh.
Kyungsoo
hanya menganggukan kepalanya perlahan sambil meminum Ice Coffeenya.
-***-
DRETTTTTTTTTTTTTTTTT!!!!!!!!!!!!!!!!!!
DREEEEEEEEEEETTTTTTTTTTTTTTTTTT!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Suara
getar ponsel terdengar dari ponsel milik Jaejin yang tertetak di atas meja
makan kantin yang sedari tadi Raere dan Jaejin duduki untuk menikmati santap
makan siang mereka hari ini.
Merasakan
sebuah getaran dari ponselnya Jaejin segera memberhentika aktifitasnya yang
sedang makan dan mengambil ponselnya bertuajuan untuk mengeceknya. Ternyata itu
adalah pesan singkat yang dia dapatkan dari patnernya di kelas lukis.
From: Oh Sehun
Jaejin kau dimana? Dosen Kim mencarimu sedari tadi, cepatlah kemari ada
yang ingin Dosen Lee bicaran dengan kita berdua. Aku sudah di depan ruangan
Dosen Lee, aku tunggu kau disini CEPAT! Ahaha
Setelah
membaca isi pesan singkat dari patnernya yang bernama Oh Sehun tersebut Jaejin
segera beranjak dari bangku meja makannya dan bergegas menuju ruangan dosen Lee
sesuai dengan yang dikatan Sehun di pesan singkatnya.
“aku pergi dulu, kau pulanglah duluan ada hal yang harus aku
selesaikan. Oke??” kata Jaejin pada Raere sambil beranjak dari bangku meja
makan.
Mendengar
perkataan yang disampaikan tadi disampaikan Jaejin, Raere hanya mengangkat
bahunya dan kebali pada aktifitas makannya yang sempat tertunda.
-***-
Lee Jaejin POV
Setelah
sampai di depan pintu sebuah ruangan yang pangpang sebuah plat nama bertulisan “Kim JungHee” Jaejin melihat sesosok
namja tinggi memakai T-shirt hitam dengan celana Jeans yang terlihat begitu
santai telah menunggunya sedari tadi, dan itu adalah Oh Sehun patnernya di
kelas melukis sekaligus patnernya saat dance.
“ayo kita masuk” kata namja itu sambil membukan pintu
ruangan dosen Lee mempersilahkan Jaejin untuk masuk terlebih dahulu.
Jaejin
pun mulai melangkahkan satu persatu kakinya untuk memasuki ruangan salah satu
dosennya itu.
“Lee Jaejin, Oh Sehun akhirnya…” ucap dosen Lee yang duduk
di atas kursi kerjanya.
Jaejin
dan Sehun pun membungkukan tubuh mereka memberi salam pada dosen Lee. Dosen Lee
mempersilahkan mereka untuk duduk di sebuah sofa berwarna coklat yang terlihat
sudah ada seseorang yang sama sekali tidak pernah Sehun dan Jaejin temui.
Melihat sosok namja yang tidak dia kenal itu Jaejin hanya memberikan sebuah
senyuman singkat dan duduk di sofa bersebelahan dengan Sehun patnernya.
“tujuan kalian aku panggil kesini adalah untuk
memperkenalkan kalian pada Suho, dia adalah seorang seniman sama seperti kalian
yang sedang melakukan riset soal beberapa siswa bidang lukis di universitas
ini” jelas dosen Lee
Aku
palingkan pandanganku pada namja berkulit putih dengan rambut hitam yang di
ternyata mempunyai nama Suho ini. ‘lumayan’
celetuk Jaejin dalam hati.
Suho
mengulurkan tangan kanannya bertujuan untuk memberikan jabatan tangan
perkenalan ada Jaejin dan Sehun. Melihat namja bernama Suho itu mengulurkan
tangannya Sehun namja yang duduk disebelahku ini langsung membalas uluran
tangannya dan berjatan memperkenalkan nama masing-masing. Di ikuti oleh Jaejin
pada berikutnya.
-***-
Setelah percakapan di ruangan dosen
Lee selesai, Jaejin segera meninggalkan ruangan itu dan menuju lokernya untuk
menyimpan beberapa buku di dalam lokernya tersebut. Tapi ketika dia sampai di
dengan lokenya lagi-lagi untuk kesekian kalinya dia melihat selembar kertas
berwarna merah muda dengan bentuk hati yang sudah tertempel dengan manisnya di
pintu loker milik dia, tapi saat ini bukan hanya selembar kertas saja yang
dikirimkan sosok misterius dengan inisial ‘SH’ tersebut melaikan ditambah
dengan setangkai bunga mawar merah yang cantik. Jaejin pun mengambil kertas
yang menempel di pintu lokenya itu damn membaca isi pesannya.
Bagaimana harimu Sun Shine?
Apa kamu suka dengan bunga yang ku berikan?
Terseyumlah
karena senyumanmu bisa membuat seluruh dunia itu tersenyum
bodoh! Siapa sebenarnya kamu itu
SH? Mengapa kau hanya berani menempelkan kertas seperti ini? Ucap raere
dalam hati setelah membaca isi kertas betuk hati yang belankangan ini kerap dia
dapatkan dan sudah tertempel dengan rapihnya di pintu loker Jaejin. diambilnya
setangkai bunga mawar yang masih tertempel di pintu lokernya.
-***-
DRTTTT!!!! DRRRTTTT
Suara
ponsel Raere terdengar dari dalam saku celananya, segera gadis itu
mengambilnya. Dan ternyata itu adalah pesan dari JongIn, teman sekaligus patner
Raere untuk olimpiade dance yang akan di laksanakan 4 bulan lagi.
From : JongIn
Cepatlah ke dance
room, ada hal penting yang harus dibicarakan! Aku tunggu
melihat pesan singkat dari JongIn
tersebut Raere hanya megernyitkan keningnya menatap bingung pesan dari JongIn ‘ada apa dengan anak ini tidak biasanya dia
ingin berbicara dengan lebel kata ‘penting padaku?’. Walaupun masih dengan
wajah dan hati yang bingung, Raere pun beranjak melangkahkan kedua kakinya ke
Dance room.
sesampainya
di dance room aku melihat seorang namja yang terduduk dengan sebelah kakinya
menggukan gif, dan ternyata itu adalah JongIn.
“aku ingin to the point padamu____”
Ucap
JongIn terpotong saat dia mengambil nafas tersebih dahulu untuk berbicara lebih
jelas dengan Raere.
Raere
hanya menatap serius menunggu JongIn berbicara lebih jelas padanya.
“dua hari yang lalu aku mengalami kecelakaan kecil yang
mengakibatkan kakiku mendapati luka cedera yang cukup parah dan kemungkinan
selama 4-5 bulan kedepan aku tidak bisa mengikuti latihan daaannnn______aku
tidak bisa menjadi patnermu untuk olimpiade dance mendatang, tapi akan aku
carikan patner yang lebih dari ku … aku berjanji padamu, aku mohon maafkan aku”
lanjut JongIn
Mendengar
semua penjelasan panjang lebar dari mulut JongIn, Raere hanya mengerjapkan
matanya tak percaya. Dia berpikir apakah mimpinya akan mengikuti olimpiade
dance yang sangat dia idam-idamkan itu akan terhenti sampai disini saja.
“aku tunggu janjimu selama satu minggu…” ucap Raere dengan
nada dingin dan segera melangkahkan kakinya untuk meninggalkan JongIn yang
masih mematung merasa bersalah pada Raere.
-***-